Sabtu, 04 Juni 2016

Jawaban Pertanyaan yang sering diajukan terkait Mioma Uteri


Pertanyaan yang sering diajukan:
Apakah anda mempunyai Mioma Uteri
Apakah mioma uterin dapat berubah menjadi Kanker ?
Bagaimana jika terjadi kehamilan dan memiliki mioma uteri?
Dapatkah mioma uterin muncul kembali setelah dilakukan terapi ?
Bagaimana saya dapat mengetahui, jika  saya memiliki mioma uteri ?
Siapa saja yang beresiko memiliki Mioma Uteri  ?

Apakah Anda mempunyai Mioma Uterin ?
Dari riwayat haid, biasanya merasakan haid yang lama lebih dari 7 hari disertai gumpalan darah dan kram perut/nyeri perut bawah. Dokter akan menemukan adanya benjolan di perut bawah, yang akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan USG. Miom disebut juga fibroid. Pada USG tampak gambaran kelainan memadat seperti kumparan. Dengan batas otot rahim yang normal disekitarnya.

Apakah Mioma uterin dapat berubah menjadi Kanker ?
Umumnya  bersifat jinak yang tumbuh dalam periode tahunan yang tidak dirasakan oleh ibu sampai terjadi gangguan pada pola haid. Ada perubahan keganasan menjadi leiomyosarcoma dengan kejadian 1 dari 100 kasus miom.

Bagaimana jika terjadi kehamilan dan mempunyai Mioma Uteri?
Mioma Uteri dengan ukuran kecil atau sedang, tidak memperlihatkan gejala yang khas pada masa kehamilan. Namun, ukuran mioma uteri dapat meningkat seiring dengan meningkatnya hormon dan peredaran darah menuju rahim selama masa kehamilan. Gejala yang dirasakan berupa rasa tidak nyaman di perut bawah, rasa ada tekanan atau nyeri. Di sisi lain, miom yang membesar menghalangi jalan lahir atau menghalangi turunnya bagian rendah dapat meningkatkan resiko :
Seksio sesaria : Risiko melahirkan sesar enam kali lebih besar pada wanita yang memiliki miom. Pada kondisi kehamilan sering terjadi perubahan posisi janin menjadi sungsang dengan kaki bayi berada di bawah dan kepala berada diatas
Placental abruption (Solusio Plasenta) : Kondisi terlepasnya plasenta dari rahim sebelum persalinan. Ketika ini terjadi, janin tidak menerima lagi oksigen, terjadi perdarahan hebat di dalam rahim, ibu akan mengalami nyeri hebat dan ancaman kematian janin.
Preterm delivery (Persalinan Prematur) : Konsultasikan kepada Dokter kandungan , jika anda memiliki miom dengan kehamilan. Semua ahli kebidanan mempunyai pengalaman menangani miom dalam kehamilan. Kebanyakan wanita yang memiliki miom dengan kehamilan resiko tinggi, merasa tidak memerlukan berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Kandungan .

Dapatkah Mioma Uteri muncul kembali setelah dilakukan terapi ?
Meskipun terapi pengangkatan benjolan miom yang menyusup di antara otot rahim telah berhasil dilakukan, dengan manfaat hilangnya nyeri dan kembalinya pola haid, akan tetapi miom baru yang pada awalnya kecil, sehingga tidak terlihat saat operasi dan luput terambil saat tindakan operasi, yang dengan berjalannya waktu akan semakin membesar kembali, ada kemungkinan tumbuh semakin besar dan memperlihatkan gejala khas baru untuk miom. Hal ini dapat terjadi untuk semua tindakan jenis operasi pengangkatan miom (miomektomi) saja, kecuali bila dilakukan histerektomi (angkat rahim) dengan mengangkat  seluruh rahim.

Bagaimana saya dapat mengetahui, jika  saya memiliki Miom ?
Dokter Anda dapat mengetahui bahwa anda memiliki miom ketika dilakukan pemeriksaan pelvis untuk memeriksa uterus, ovarium, vagina dan pemeriksaan servik setiap tahun dengan PAP smear. Dokter mungkin dapat melakukan anamnesa adanya miom selama pemeriksaan pelvis, misalnya adanya massa bendjolan pada uterus. Untuk miom yang berukuran medium atau besar, Dokter akan memberitahukan ukuran miom dengan  cara membandingkan besarnya rahim sesuai usia kehamilan. Misalnya, mungkin anda akan diinformasikan mengenai ukuran miom menyerupai ukuran usia kehamilan 20 minggu atau menginformasikan ukuran miom dengan memberikan perumpaan ukuran sebesar buah lemon, jeruk atau kepalan tangan untuk memperkirakan ukuran yang sama persis. Dari beberapa pemeriksaan imaging yang bersifat umum, untuk mengkonfirmasi ukuran, posisi dan pertumbuhan miom, terdapat dua pemeriksaan yang biasa dilakukan yaitu Ultrasound/USG dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).
Ultrasound (USG)
Menggunakan gelombang dengan frekuensi lebih tinggi dari suara audio.  Ultrasound merupakan pemeriksaan yang banyak dipilih untuk memeriksa keadaan pelvis. Ultrasound ditempatkan di atas perut (abdomen) atau di dalam vagina untuk membantu memindai atau mencari informasi yang spesifik pada uterus dan ovarium secara cepat, praktis dan akurat. Bagaimanapun, untuk mendapatkan hasil scan yang baik, sangat tergantung pada pengalaman dan skill  dokter, sehingga operator USG akan dapat membedakan adanya miom dengan bentuk lain dari miom seperti adenomiosis yang merupakan miom dengan sisipan kelenjar endometrium (dinding kamar rahim) yang memberikan gejala nyeri lebih menonjol.
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Menggunakan gelombang radio dan magnet untuk menghasilkan gambar. Dianggap sebagai salah satu tes pemeriksaan yang paling baik untuk menilai kondisi rahim dan menunjukan dengan tepat jumlah dan lokasi adanya miom, juga dapat memperlihatkan perbedaan adenomiosis dari miom.  MRI sangat direkomendasikan untuk menentukan jenis terapi yang akan diberikan kepada kelompok pasien tertentu, terutama pada kasus dengan adenomyosis ada pasien yang belum punya anak, sehingga akan dilakukan pengangkatan/reseksi kelainan adenomyosis yang akan diangkat dengan menyisakan jaringan rahim yang sehat, dan rekonstruksi kembali agar dapat hamil di kemudian hari. Tentu saja ini harus dilakukan oleh Dokter ahli kebidanan khusus bidang fertilitas.
Hysterosalpingogram (HSG)
HSG biasa digunakan untuk wanita yang mengalami kesulitan hamil, serta untuk memperlihatkan anatomi didalam rahim (rongga uterus) dan saluran indung telur (tuba fallopi). Namun, tidak dapat mengevaluasi ukuran rahim atau dinding uterin. Setelah kateter di tempatkan di dalam rahim, lalu dimasukkan zat kontras ke dalam rahim melalui kateter, kemudian di lakukan x-ray lewat dinding perut.
Hysterosonogram
Hysterosonogram biasanya digunakan untuk melihat uterus bagian dalam (rongga uterus) dengan ultrasound dan cairan yang dimasukkan. Setelah kateter kecil di tempatkan didalam uterus, cairan dimasukkan kemudian dilakukan beberapa tahap pengambilan gambar ultrasound. Tes ini dapat menunjukan adanya polip rahim atau miom kamar rahim yang sebelumnya memberikan gejala haid yang lama dan darah yang banyak.
Laparoskopi
Dalam laparoskopi, dibuat luka kecil di dekat pusar, lalu alat peneropong dimasukkan kedalam rongga perut/pelvis. Alat teropong tersebut mempunyai lampu dan kamera sehingga memungkinkan Dokter dapat melihat struktur kelainan di rahim dan sekitarnya, misalnya nyeri pelvis terkait endometriosis.
Hysteroscopy
Alat teropong kamar rahim untukmelihat keadaan kamar Rahim melalui rongga vagina dan mulut Rahim. Alat tersebut dilengkapi dengan lampu dan kamera, langsung melihat keadaan kamar Rahim tanpa melakukan sayatan, sehingga Dokter dapat melihat bila ada miom atau polip di kamar Rahim.

Siapa saja yang beresiko memiliki Uterine Fibroid ?
Ada beberapa faktor untuk mendapat mioma uteri :
Usia : Miom sering ditemukan pada usia 30-40 sampai menjelang menopause, setelah menopause miom akan mengecil.
Riwayat Keluarga : riwayat keluarga dengan miom akan meningkatkan resiko. Bila ibu kandung mempunyai riwayat miom maka, resiko miom akan meningkat tiga kali.
Ras : Di Amerika ras keturunan afrika-amerika lebih sering mendapat miom dibanding kulit putih.
Obesitas :Wanita dengan overweight meningkatkan resiko . Wanita dengan berat badan berlebih, beresiko akan meningkat dua sampai tiga kali.

Kebiasaan Makan : Makanan yang mengandung daging merah (sapi) terkait dengan peningkatan resiko mendapat miom. Banyak mengkonsumsi sayuran hijau kelihatannya mengurangi resiko mendapat miom.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar