Apakah mioma uterin dapat berubah menjadi
Kanker ?
Bagaimana
jika terjadi kehamilan dan memiliki mioma uteri?
Dapatkah
mioma uterin muncul kembali setelah dilakukan terapi ?
Bagaimana
saya dapat mengetahui, jika saya memiliki
mioma uteri ?
Siapa
saja yang beresiko memiliki Mioma Uteri ?
Apakah Anda mempunyai Mioma Uterin ?
Dari
riwayat haid, biasanya merasakan haid yang lama lebih dari 7 hari disertai
gumpalan darah dan kram perut/nyeri perut bawah. Dokter akan menemukan adanya
benjolan di perut bawah, yang akan dikonfirmasi dengan pemeriksaan USG. Miom
disebut juga fibroid. Pada USG tampak gambaran kelainan memadat seperti
kumparan. Dengan batas otot rahim yang normal disekitarnya.
Apakah Mioma uterin dapat berubah menjadi
Kanker ?
Umumnya bersifat jinak yang tumbuh dalam periode
tahunan yang tidak dirasakan oleh ibu sampai terjadi gangguan pada pola haid.
Ada perubahan keganasan menjadi leiomyosarcoma dengan kejadian 1 dari 100 kasus
miom.
Bagaimana jika terjadi kehamilan dan
mempunyai Mioma Uteri?
Mioma
Uteri dengan ukuran kecil atau sedang, tidak memperlihatkan gejala yang khas
pada masa kehamilan. Namun, ukuran mioma uteri dapat meningkat seiring dengan
meningkatnya hormon dan peredaran darah menuju rahim selama masa kehamilan.
Gejala yang dirasakan berupa rasa tidak nyaman di perut bawah, rasa ada tekanan
atau nyeri. Di sisi lain, miom yang membesar menghalangi jalan lahir atau menghalangi
turunnya bagian rendah dapat meningkatkan resiko :
Seksio
sesaria : Risiko melahirkan sesar enam kali lebih besar pada wanita yang
memiliki miom. Pada kondisi kehamilan sering terjadi perubahan posisi janin menjadi
sungsang dengan kaki bayi berada di bawah dan kepala berada diatas
Placental
abruption (Solusio Plasenta) : Kondisi terlepasnya plasenta dari rahim sebelum persalinan.
Ketika ini terjadi, janin tidak menerima lagi oksigen, terjadi perdarahan hebat
di dalam rahim, ibu akan mengalami nyeri hebat dan ancaman kematian janin.
Preterm
delivery (Persalinan Prematur) : Konsultasikan kepada Dokter kandungan , jika
anda memiliki miom dengan kehamilan. Semua ahli kebidanan mempunyai pengalaman menangani
miom dalam kehamilan. Kebanyakan wanita yang memiliki miom dengan kehamilan
resiko tinggi, merasa tidak memerlukan berkonsultasi dengan Dokter Spesialis
Kandungan .
Dapatkah Mioma Uteri muncul kembali setelah
dilakukan terapi
?
Meskipun
terapi pengangkatan benjolan miom yang menyusup di antara otot rahim telah
berhasil dilakukan, dengan manfaat hilangnya nyeri dan kembalinya pola haid,
akan tetapi miom baru yang pada awalnya kecil, sehingga tidak terlihat saat
operasi dan luput terambil saat tindakan operasi, yang dengan berjalannya waktu
akan semakin membesar kembali, ada kemungkinan tumbuh semakin besar dan
memperlihatkan gejala khas baru untuk miom. Hal ini dapat terjadi untuk semua
tindakan jenis operasi pengangkatan miom (miomektomi) saja, kecuali bila dilakukan
histerektomi (angkat rahim) dengan mengangkat seluruh rahim.
Bagaimana saya dapat mengetahui, jika saya memiliki Miom ?
Dokter
Anda dapat mengetahui bahwa anda memiliki miom ketika dilakukan pemeriksaan
pelvis untuk memeriksa uterus, ovarium, vagina dan pemeriksaan servik setiap
tahun dengan PAP smear. Dokter mungkin dapat melakukan anamnesa adanya miom
selama pemeriksaan pelvis, misalnya adanya massa bendjolan pada uterus. Untuk
miom yang berukuran medium atau besar, Dokter akan memberitahukan ukuran miom
dengan cara membandingkan besarnya rahim
sesuai usia kehamilan. Misalnya, mungkin anda akan diinformasikan mengenai
ukuran miom menyerupai ukuran usia kehamilan 20 minggu atau menginformasikan
ukuran miom dengan memberikan perumpaan ukuran sebesar buah lemon, jeruk atau kepalan
tangan untuk memperkirakan ukuran yang sama persis. Dari beberapa pemeriksaan imaging
yang bersifat umum, untuk mengkonfirmasi ukuran, posisi dan pertumbuhan miom, terdapat
dua pemeriksaan yang biasa dilakukan yaitu Ultrasound/USG dan Magnetic
Resonance Imaging (MRI).
Ultrasound (USG)
Menggunakan
gelombang dengan frekuensi lebih tinggi dari suara audio. Ultrasound merupakan pemeriksaan yang banyak
dipilih untuk memeriksa keadaan pelvis. Ultrasound ditempatkan di atas perut (abdomen)
atau di dalam vagina untuk membantu memindai atau mencari informasi yang
spesifik pada uterus dan ovarium secara cepat, praktis dan akurat. Bagaimanapun,
untuk mendapatkan hasil scan yang baik, sangat tergantung pada pengalaman dan skill dokter, sehingga operator USG akan dapat
membedakan adanya miom dengan bentuk lain dari miom seperti adenomiosis yang
merupakan miom dengan sisipan kelenjar endometrium (dinding kamar rahim) yang
memberikan gejala nyeri lebih menonjol.
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Menggunakan
gelombang radio dan magnet untuk menghasilkan gambar. Dianggap sebagai salah
satu tes pemeriksaan yang paling baik untuk menilai kondisi rahim dan
menunjukan dengan tepat jumlah dan lokasi adanya miom, juga dapat
memperlihatkan perbedaan adenomiosis dari miom. MRI sangat direkomendasikan untuk menentukan
jenis terapi yang akan diberikan kepada kelompok pasien tertentu, terutama pada
kasus dengan adenomyosis ada pasien yang belum punya anak, sehingga akan
dilakukan pengangkatan/reseksi kelainan adenomyosis yang akan diangkat dengan
menyisakan jaringan rahim yang sehat, dan rekonstruksi kembali agar dapat hamil
di kemudian hari. Tentu saja ini harus dilakukan oleh Dokter ahli kebidanan
khusus bidang fertilitas.
Hysterosalpingogram (HSG)
HSG biasa
digunakan untuk wanita yang mengalami kesulitan hamil, serta untuk
memperlihatkan anatomi didalam rahim (rongga uterus) dan saluran indung telur (tuba
fallopi). Namun, tidak dapat mengevaluasi ukuran rahim atau dinding uterin.
Setelah kateter di tempatkan di dalam rahim, lalu dimasukkan zat kontras ke
dalam rahim melalui kateter, kemudian di lakukan x-ray lewat dinding perut.
Hysterosonogram
Hysterosonogram
biasanya digunakan untuk melihat uterus bagian dalam (rongga uterus) dengan
ultrasound dan cairan yang dimasukkan. Setelah kateter kecil di tempatkan
didalam uterus, cairan dimasukkan kemudian dilakukan beberapa tahap pengambilan
gambar ultrasound. Tes ini dapat menunjukan adanya polip rahim atau miom kamar
rahim yang sebelumnya memberikan gejala haid yang lama dan darah yang banyak.
Laparoskopi
Dalam
laparoskopi, dibuat luka kecil di dekat pusar, lalu alat peneropong dimasukkan
kedalam rongga perut/pelvis. Alat teropong tersebut mempunyai lampu dan kamera
sehingga memungkinkan Dokter dapat melihat struktur kelainan di rahim dan
sekitarnya, misalnya nyeri pelvis terkait endometriosis.
Hysteroscopy
Alat teropong
kamar rahim untukmelihat keadaan kamar Rahim melalui rongga vagina dan mulut
Rahim. Alat tersebut dilengkapi dengan lampu dan kamera, langsung melihat
keadaan kamar Rahim tanpa melakukan sayatan, sehingga Dokter dapat melihat bila
ada miom atau polip di kamar Rahim.
Siapa saja yang beresiko memiliki Uterine
Fibroid ?
Ada
beberapa faktor untuk mendapat mioma uteri :
Usia : Miom sering ditemukan pada usia 30-40
sampai menjelang menopause, setelah menopause miom akan mengecil.
Riwayat
Keluarga : riwayat keluarga dengan miom akan meningkatkan resiko. Bila ibu
kandung mempunyai riwayat miom maka, resiko miom akan meningkat tiga kali.
Ras : Di Amerika ras keturunan afrika-amerika
lebih sering mendapat miom dibanding kulit putih.
Obesitas :Wanita dengan overweight meningkatkan
resiko . Wanita dengan berat badan berlebih, beresiko akan meningkat dua sampai
tiga kali.
Kebiasaan Makan : Makanan yang mengandung daging merah
(sapi) terkait dengan peningkatan resiko mendapat miom. Banyak mengkonsumsi
sayuran hijau kelihatannya mengurangi resiko mendapat miom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar