Kamis, 09 Juni 2016

KEHAMILAN EKTOPIK

Pertanyaan yang sering diajukan terkait kehamilan ektopik

Apa yang dimaksud kehamilan Ektopik ?
Kehamilan Ektopik adalah kondisi bila sel telur yang dibuahi  tumbuh dan berkembang di luar kamar rahim atau kehamilan di luar kandungan. Mayoritas kehamilan ektopik terjadi di saluran tuba falopi sering dinamakan kehamilan tuba. Namun, tidak menutup kemungkinan kehamilan ektopik dapat terjadi di lokasi lain, seperti ovarium, servik dan rongga perut.  Ciri khas dari kehamilan ektopik, massa yang berasal dari sel telur dengan informasi genetik, tumbuh di luar kamar rahim seperti gumpalan dan dapat menyebabkan gejala kehamilan.
Risiko yang bisa  terjadi dari  kehamilan ektopik adalah terjadinya robekan pada tuba falopi yang menyebabkan perdarahan. Kehamilan ektopik masih menjadi penyebab utama kematian ibu yang berhubungan dengan kehamilan trimester pertama kehamilan. Dalam kasus yang jarang terjadi, dapat terjadi kehamilan heterotopik, yaitu kehamilan ektopik bersamaan tumbuh dengan kehamilan intrauterin. Meningkatnya penggunaan IVF ( in vitro fertilization ) dan kemajuan teknologi, juga meningkatkan kasus kehamilan heterotopic dalam beberapa tahun terakhir.

Apa saja faktor risiko kehamilan ektopik ?
Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya kehamilan ektopik:
1.   Wanita yang mempunyai riwayat kehamilan ektopik sebelumnya,  akan berisiko lebih besar mengalami kehamilan ektopik. Kejadian risiko akan lebih kecil setelah kejadian kehamilan ektopik pertama, dibanding setelah kejadian kedua.
2.   Setiap gangguan struktur normal saluran tuba dapat menjadi faktor risiko terjadinya kehamilan ektopik di tuba atau di lokasi lain. Operasi terdahulu di saluran tuba, seperti : sterilisasi tuba atau tindakan rekonstruksi tuba dapat mengakibatkan adanya luka parut dan akan terjadi gangguan anatomi normal tuba, sehingga akan mengakibatkan kehamilan ektopik. Di lain pihak adanya infeksi, kelainan kongenital, atau adanya tumor di saluran tuba juga akan meningkatkan terjadinya kehamilan ektopik.
3.   Infeksi, merupakan faktor risiko lain untuk terjadinya kehamilan ektopik. Infeksi pelvis biasanya diakibatkan oleh organisme yang menular lewat hubungan seksual, seperti Chlamydia dan atau N. gonorrhea. Dilain pihak, infeksi menular lewat hubungan seksual dapat juga menyebabkan infeksi pelvik dan meningkatkan risiko kehamilan ektopik. Secara normal, lapisan dalam dari saluran tuba ditutupi oleh tonjolan-tonjolan rambut halus yang disebut silia. Silia ini penting untuk memindahkan telur yang sudah dibuahi melewati saluran tuba menuju rahim. Jika silia mengalami kerusakan karena infeksi, perpindahan telur yang sudah dibuahi mengalami gangguan. Telur yang dibuahi tersebut akhirnya akan tertahan di saluran tuba menjadi kehamilan ektopik. Selain itu, perlekatan terkait infeksi atau sumbatan faktor lain di tuba dapat menyebabkan hambatan perjalanan sel telur yang sudah dibuahi menuju rahim.
4.   Hubungan seksual dengan banyak pasangan, meningkatkan risiko infeksi pelvis, sehingga akan menyebabkan peningkatan risiko kehamilan ektopik. Seperti juga infeksi di pelvis, keadaan seperti endometriosis, miom, atau adanya luka parut di pelvis (perlengketan pelvis), dapat mempersempit saluran tuba dan mengganggu transportasi telur, sehingga akan meningkatkan risiko kehamilan ektopik.
5.   Merokok disekitar saat konsepsi juga akan meningkatkan risiko kehamilan ektopik. Risiko ini sepertinya terkait dengan jumlah rokok yang dihisap, yang berarti risiko terkait dengan kebiasaan wanita dan meningkat dengan jumlah rokok yang dihisap.

Tanda kehamilan Ektopik ?
Tanda klasik kehamilan ektopik adalah :
·       Nyeri perut
·       Tertundanya haid (amenore)
·       Perdarahan per vagina atau perdarahan berulang (spotting)
 Wanita harus waspada bila ia hamil. Tanda khas tersebut, terjadi bila kehamilan ektopik pecah (disertai dengan perdarahan dalam dalam perut) dan kehamilan ektopik yang tidak pecah. Pada kenyataannya gejala-gejala tersebut, dapat terjadi pada suatu ancaman abortus (keguguran). Tanda dan gejala kehamilan ektopik biasanya terjadi pada minggu ke enam sampai ke delapan setelah akhir periode siklus menstruasi. Gejala lain kehamilan (mual, nyeri payudara, dll) juga dapat terlihat pada kehamilan ektopik. Lemas, pusing, pingsan merupakan tanda terjadinya perdarahan rongga perut dan tekanan darah yang turun disebabkan oleh pecahnya kehamilan ektopik, kondisi ini membutuhkan pertolongan medis segera. Sangat disayangkan, banyak ibu yang mengalami perdarahan yang disebabkan kehamilan ektopik tidak mengenali gejala-gejala yang dialami. Seringnya, kehamilan ektopik terlambat terdiagnosa dan baru terlihat ketika mengalami shock (tekanan darah turun, lemas dan denyut nadi yang tidak stabil, pucat). Situasi ini bersifat darurat sebaiknya ditangani dengan cepat.

Bagaimana Kehamilan Ektopik terdiagnosa ?
Langkah pertama mendiagnosa kehamilan ektopik adalah dengan pemeriksaan oleh Dokter. Kemudian langkah kedua yang dilakukan adalah melakukan pemeriksaan kehamilan untuk mendapatkan hasil, baik itu bersifat kuantitatif (pemeriksaan hormon) maupun kualitatif (hasil tes kehamilan positif/negatif). Terkadang, Dokter saat pemeriksaan dapat merasakan adanya massa disamping rahim selama pemeriksaan dalam. Jika dicurigai kehamilan ektopik, kombinasi hasil pemeriksaan hormon, tes kehamilan dan USG dapat membantu untuk menegakkan diagnosa. USG Trans-vaginal merupakan uji pemeriksaan yang banyak digunakan untuk melihat kehamilan ektopik.  Pada uji ini, alat ultrasonografi dimasukan kedalam vagina, kemudian hasil pindaian gambar dari rongga panggul akan terlihat pada monitor. USG Trans-Vaginal akan memperlihatkan kondisi kehamilan pada kehamilan normal maupun kehamilan ektopik. Selain daripada itu pada kondisi kehamilan yang akan diperlihatkan salah satunya adanya embrio, akan memudahkan pemeriksaan adanya massa di lokasi tuba falopi atau lokasi lain, namun tidak konklusif untuk pemeriksaan kehamilan ektopik.
Uji laboratorium pemeriksaan kehamilan ditujukan untuk memeriksa hormon yang spesifik ; pemeriksaan Beta sub unit  human gonadotrophin (Beta HCG) dari darah, juga digunakan untuk mendiagnosa kehamilan ektopik. Beta HCG akan meningkat pada kondisi hamil. Peningkatan hormon Beta HCG yang abnormal, dapat menjadi petunjuk adanya kehamilan ektopik. Pada kasus yang jarang terjadi, laparoskopi dibutuhkan untuk mendapatkan kesimpulan pasti mengenai diagnosa kehamilan ektopik. Pada laparoskopi, alat dimasukan melalui sayatan kecil di perut untuk memperlihatkan struktur di dalam rongga perut dan panggul, dengan demikian dapat mengungkap lokasi kehamilan ektopik.

Apakah risiko kesehatan yang akan dialami oleh pasien kehamilan ektopik ?
Beberapa ibu yang  mengalami kehamilan ektopik dapat dilakukan observasi tanpa terapi dan dapat terjadi penyembuhan spontan.
Komplikasi yang paling berat dari kehamilan ektopik adalah pecahnya kehamilan, diikuti perdarahan didalam rongga perut, nyeri perut dan pelvis, shock, bahkan kematian. Oleh karena itu, perdarahan pada kehamilan ektopik, sebaiknya segera dilakukan tindakan operasi. Perdarahan berasal dari pecahnya tuba falopi atau darah yang menetes dari ujung pipa telur pada saat plasenta tumbuh dan mulai mengganggu pembuluh darah di dinding tuba. Darah yang keluar memasuki rongga perut dapat mengiritasi organ dalam perut dan di rongga pelvis sehingga akan terjadi rasa nyeri yang nyata. Darah di rongga pelvis ini dapat menyebabkan perlengketan yang di masa depan dapat mengganggu terjadinya kehamilan.

Apakah penanganan yang dapat dilakukan untuk kehamilan ektopik ?
Penanganan kehamilan ektopik meliputi observasi, laparoskopi, laparotomi dan pemberian obat-obatan. Pilihan yang diambil bersifat individual. Beberapa kehamilan ektopik dapat sembuh dengan sendirinya tanpa suatu intervensi, sementara yang lain memerlukan operasi segera terkait perdarahan yang membahayakan. Sebagian besar kasus ditangani dengan pemberian obat atau operasi.
Dua tindakan yang sering dilakukan yaitu :
·       Laparotomi
·       Laparoskopi
Laparotomi adalah tindakan pembedahan dengan membuka dinding perut bawah. Laparoskopi adalah peneropongan ke dalam rongga perut dengan memasukan alat yang terhubung dengan kamera lewat luka sayat kecil di perut. Untuk Dokter dan pasien, laparoskopi lebih disenangi karena pemulihan yang lebih cepat, bahkan pada kasus tertentu dinding pipa telur yang mengalami kehamilan ektopik dapat dibuka sehingga, masa kehamilan dapat dikeluarkan dari tuba tersebut dengan manfaat tuba dapat dipertahankan. Akan tetapi, pada kondisi lain harus dilakukan laparoskopi, seperti adanya perlengketan hebat di dinding perut depan atau adanya darah yang banyak di rongga perut. Bahkan pada keadaan tertentu, harus dilakukan pengangkatan dari tuba, indung telur dan rahim. Terapi pengobatan dapat dilakukan pada kasus tertentu dengan menggunakan obat anti kanker yang disebut methotrexate. Mekanisme kerjanya adalah dengan mematikan sel-sel baru yang baru tumbuh dari plasenta, sehingga akan menyebabkan pengguguran dari kehamilan ektopik. Beberapa kasus kehamilan ektopik tidak berespon baik dengan methotrexate, dan memerlukan tindakan operasi. Methotrexate menjadi populer dikarenakan tingkat keberhasilan yang tinggi dan sedikit menimbulkan efek samping. Terdapat faktor penting keberhasilan yaitu ukuran massa kehamilan ektopik dan konsentrasi beta HCG yang akan memandu Dokter memutuskan mana pasien terpilih untuk pemberian obat methotrexate dibanding operasi. Kadar beta HSC tertinggi, adalah kurang dari atau sama dengan 5000 mIU/mL.
Meskipun telah dilaporkan beberapa kasus, kehamilan diakhiri dengan sesar pada kehamilan diluar rahim yang tumbuh sampai cukup bulan untuk menyelamatkan bayi yang dikandung di luar rahim, namun hal ini jarang terjadi. Sangat kecil kemungkinan, peluang untuk mempertahankan kehamilan ektopik dalam jangka waktu lama, dan akan sangat berisiko besar, sehingga tidak dianjurkan. Secara keseluruhan, jika diagnosa dan penanganan cepat dilakukan merupakan suatu keuntungan, dengan tingkat kematian yang disebabkan kehamilan ektopik akan menurun.

Ringkasan :
·     Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi diluar rahim.
· Faktor risiko kehamilan ektopik diantaranya riwayat mengalami kehamilan ektopik dan kondisi (operasi,infeksi) yang mengganggu tuba falopi.
·     Risiko kesehatan yang paling utama dari kehamilan ektopik adalah perdarahan dalam rongga perut.
·     Diagnosa ditegakkan dengan pemeriksaan hormon darah dan USG rongga pelvis.
·     Penanganan untuk kehamilan ektopik bisa dilakukan dengan tindakan operasi maupun pemberian obat.






1 komentar: